Selasa, 19 Mei 2015

Suhu, Pemuaian, dan kalor

SUHU, PEMUAIAN, DAN KALOR

Jenis – jenis termometer :
v  Termometer zat cair à Alkohol (-110ºC - 100ºC) dan air raksa (-38ºC - 350ºC)
v  Termometer bimetal
v  Termometer kristal cair
Perbandingan skala thermometer :
C : F : R : K = 5 : 9(+32) : 4 : 5 (+273)
Kalor à Tingkatan energi panas yang dimiliki suatu benda / zat.
Satu kalori adalah jumlah energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1ºC.
Satu kalori = 4,2 J
Satu joule = 0,24 J
Kalor jenis à Banyak kalor yang diperlukan  menaikkan suhu 1 gram air sebesar 1ºC.
Q = m.c.∆t
*         Kalor untuk menaikkan suhu benda bergantung pada jenis benda tersebut.
*         Makin besar kenaikan suhu benda, kalor yang diperlukan makin besar.
*         Makin besar massa benda, kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu makin besar.
Kalor Laten :
Kalor Penguapan / Pengembunan à Q = m.U
Kalor Lebur /Beku à Q = m.L
Perpindahan kalor :
Ø  Konduksi à Perpindahan panas melalui bahan tanpa disertai perpindahan partikel – partikel bahan tersebut.
Ø  Konveksi à Perpindahan panas melalui bahan dengan disertai perpindahan partikel – partikel bahan tersebut.

Ø  Radiasi à Perpindahan panas melalui bahan tanpa memerlukan medium / perantara.

Kerangka Cerpen

KERANGKA CERPEN

1.     Pengertian
2.    Ciri-ciri
3.    Unsur intrinsik dan penjelasannya

1.     Pengertian
Cerpen merupakan karangan fiktif yang berisi sebagian kehidupan seseorang atau kehidupan yang diceritakan secara ringkas yang berfokus pada suatu tokoh.
2.    Ciri-ciri
a.    Bersifat fiktif
b.    Panjang cerpen kurangdari 10.000 kata
c.    Habis dibaca dalam sekali duduk
d.    Memiliki kesan tunggal (aspek kehidupan)
e.    Bersifat padu,padat dan intensif
f.    Terdapat konflik tetapi tidak sampai menimbilkan perubahan nasib pelaku utama
g.    Hanya terdapat satu alur saja
h.    Perwatakan/penokohan dilukiskan secara singkat
3. Unsur intrinsik dan penjelasan
a)    Alur
Rangkaian peristiwa yang membentuk sebuah cerita.
Bagian-bagian alur:
a.    Tahap penyituasian atau pengantar/pengenalan
Tahap pembukaan cerita atau pemberian informasi awal, terutama berfungsi untuk melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap berikutnya.
b.    Tahap pemunculan konflik
Tahap awal munculnya konflik. Konflik dapat berkembang pada tahap berikutnya . Peristiwa-peristiwa yang menjadi inti cerita semakin mencengangkan dan menegangan.
c.    Tahap klimaks
Konflik-konflik yang terjadi atau ditimpakan kepada para tokoh cerita mencapai titik intensitas puncak yang biasanya di alami oleh tokoh-tokoh utama.
d.    Tahap peleraian
Penyelesaian pada klimaks , ketegangan di kendurkan , konflik-konflik tambahan di beri jalan keluar, kemudian cerita di akhiri, disesuaikan dengan tahap akhir di atas.
e.    Tahap penyelesaian
Konflik sdah diatasi/diselesaikan oleh tokoh. Cerita dapatdi akhiri dengan gembira ata sedih.
b)   Tokoh
Tokoh adalah pelaku pada sebuah cerita. Tiap-tiap tokoh biasanya memiliki watak, sikap, sifat dan kondisi fisik yang disebut dengan perwatakan/karakter. Dalam cerita terdapat tokoh protagonis (tokoh utama), antagonis (lawan tokoh protagonis) dan tokoh figuran / tokoh pendukung cerita.

3. Penokohan (perwatakan/karakterisasi)
Pemberian sifat pada pelaku-pelaku cerita. Sifat yang diberikan akan tercermin pada pikiran, ucapan, dan pandangan tokoh terhadap sesuatu.
2 metode yang digunakan:
a.    Metode analitik
Metode penokohan yang memaparkan atau menyebutkan sifat tokoh secara langsung, misal, pemarah, penakut, sombong, pemalu, keras kepala.
b.    Metode dramatik
Metode penokohan yang tidak langsung memaparkan atau menggambarkan sifat tokoh melalui:
1.            Penggambaran fisik (berpakaian, postur tubuh, bentuk rambut, warna kulit)
2.           Penggambaran melalui cakapan yang dilakukan tokoh lain
3.           Teknik reaksi tokoh lain yang berupa pandangan, pendapat, sikap, komentar.

4. Latar
Latar merupakan keterangan yang menyebutkan waktu, ruang dan suasana terjadinya peristiwa pada sebuah karya sastra
Jenis-jenis latar :
a.    Latar waktu
Keterangan tentang kapan peristiwa itu terjadi . Misal, pagi,siang, sore, malam.
b.    Latar tempat
Keterangan tempat peristiwa itu terjadi. Misal di rumah, di sekolah.
c.    Latar suasana
Latar suasana menggambarkan peristiwa yang terjadi. Misal, gembira, sedih romantis.

5. Sudut pandang
Posisi pengarang pada sebuah cerita. Terdiri dari :
a.    Sudut pandang orang pertama
b.    Menggunakan kata ganti “aku” sebagai pelaku utamanya.
c.    Sudut pandang orang ke dua
d.    Menggunakan kata ganti “kamu” sebagai pelaku utamanya.
e.    Sudut pandang orang ke tiga
f.    Menggunakan kata ganti “ia, dia, mereka” sebagai pelaku utamanya.
g.    Sudut pandang campuran
h.    Menggunakan kata ganti “aku” dan “kamu” sebagai pelaku utamanya.

6. Tema
Gagasan utama/pikiran pokok.
Tema merupakan pokok pembicaraan yang mendasari cerita . Tema bersifat menjiwai keseluruhan cerita dan mempunyai generalisasi yang umum, oleh karena itu, untuk menemukan tema sebuah karya fiksi harus disimpulkan dari seluruh cerita, tak hanya bagian-bagian tertentu dari cerita. Tema sebagai salah satu unsur karya fiksi sangat berkaitan erat dengan unsur-unsur yang lainnya.

7. Amanat

Pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya kepada pembaca / pendengar. Pesan bisa berupa harapan, nasehat, kritik dan sebagainya.

Selasa, 05 Mei 2015

IPS – Ringkasan Materi: “Interaksi Sosial”

IPS – Ringkasan Materi: “Interaksi Sosial”

Asal kata sosial dari bahasa Latin  socius = teman
Interaksi adalah tindakan atau aksi yang dibalas dengan reaksi. Interaksi tidak dapat dilakukan secara sendiri, harus ada orang atau kelompok lain sebagai mitra untuk berinteraksi.
Cth: berbincang-bincang, bersalaman, jual-beli
Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis antara satu individu dengan individu lain, antara individu dengan kelompok masyarakat, atau antara kelompok satu dengan kelompok lain yang ada dalam masyarakat.
Interaksi sosial (positif maupun negatif) diwujudkan dalam bentuk tindakan sosial.
Tindakan sosial adalah perilaku, aksi, atau perbuatan yang dilakukan seseorang atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.
Interaksi Sosial
Interaksi sosial POSITIF: interaksi yang dilakukan dalam bentuk tindakan sosial yang bersifat positif (baik).
Contoh: bekerja sama dalam bisnis, gotong-royong, berdagang, membentuk koperasi, menjadi pengurus organisasi, dll.
Interaksi sosial NEGATIF: tindakan/aksi yang merugikan orang lain
Contoh: membunuh, merampok, menjelek-jelekkan orang lain, melakukan pemerasan, dll
Tindakan Sosial
(berdasarkan sifat)
Tindakan sosial yang bersifat RASIONAL: tindakan sosial yang dilakukan secara sadar dan masuk akal berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang mantap.
Contoh: menentukan pilihan jurusan di perguruan tinggi berdasarkan cita-cita, minat, dan bakat
Tindakan sosial yang bersifat IRRASIONAL: tindakan sosial yang tidak masuk akal, akan tetapi dipercaya bahwa tindakannya itu akan memberi manfaat padanya.
Contoh: menerima iming-iming menggandakan uang karena berharap mendapat keuntungan (misalnya: 1 juta menjadi 5 juta tanpa upaya keras, melalui dukun, dsb)

Catatan:
Tidak semua tindakan manusia digolongkan sebagai TINDAKAN SOSIAL.
Contoh: menyanyi sambil mencuci karena senang/menghibur diri, tindakan tersebut tidak dapat digolongkan sebagai tindakan sosial. Namun, jika seseorang berlatih bernyanyi untuk mengikuti festival/lomba menyanyi, maka tindakannya digolongkan sebagai tindakan sosial.
Suatu tindakan dapat dapat digolongkan sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan tujuan tertentu, atau dipengaruhi orang lain.
Interaksi sosial akan menimbulkan proses sosial. Tanpa interaksi sosial tidak akan timbul proses sosial karena syarat utama terjadi proses sosial ialah adanya interaksi sosial.
PROSES SOSIAL: hubungan timbal baik antara bidang-bidang kehidupan dalam masyarakat melalui interaksi antar individu masyarakat.
Proses sosial dan interaksi sosial adalah dua istilah yang saling terkait. Bentuk umum dari proses sosial adalah interaksi sosial. Interaksi sosial merupakan kunci dari seluruh kehidupan karena adanya interaksi sosial akan memungkinkan kehidupan bersama.
Ciri interaksi sosial:
pelakunya > 1 orang
antara pelaku terjadi komunikasi melalui kontak sosial
SYARAT INTERAKSI SOSIAL:
Kontak sosial;
Komunikasi
KONTAK SOSIAL
tidak hanya dilakukan secara langsung, tetapi dapat pula dilakukan secara tidak langsung.
Kontak Sosial secara LANGSUNG (Primer) bertemu dan berhadapan, berjabat tangan, berbicara bertatap muka, termasuk kontak melalui media komunikasi (berkirim surat, telepon,chatting lewat internet, dll)
Kontak sosial secara TIDAK LANGSUNG (Sekunder) cth: jual beli tanah melalui perantara
 
SOSIALISASI sebagai PROSES PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN
Sosialisasi dalam Keluarga
Sosialisasi dalam Masyarakat
Nilai-nilai sosial di masyarakat
a. Nilai MATERIAL segala sesuatu yang berwujud kebendaan yang bermanfaat bagi manusia, misalnya kendaraan, gedung, perabot rumah tangga, alat tulis, dsb
b. Nilai VITAL segala sesuatu yang diperlukan manusia agar dapat hidup dan melakukan kegiatan atau aktivitas, misalnya makanan dan minuman, pakaian, dsb
c. Nilai SPIRITUAL dan KEROHANIAN segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia. Nilai ini dibedakan menjadi 4:
1) Nilai MORAL/kebaikan bersumber dari unsur kemauan (etika) dan kehendak (karsa)
2) Nilai KEBENARAN bersumber dari unsur akal manusia (akal, budi, dan cipta)
3) Nilai KEINDAHAN bersumber dari rasa manusia (perasaan dan seni)
4) Nilai AGAMA/nilai religius nilai ketuhanan dan kerohanian yang tertinggi dan bersifat mutlak
FUNGSI Nilai Sosial:
1) Sebagai petunjuk (pedoman) yang mengarahkan orang untuk berpikir dan bertindak sesuai dengan nilai-nilai sosial yang berlaku
2) sebagai benteng perlindungan hidup masyarakat; mencegah kejahatan/maksiat
3) sebagai pendorong kehidupan bermasyarakat; menuntun kepada kebaikan (mampu menempatkan diri sebagai orang yang berbudi luhur dan kreatif sehingga disenangi dan disegani masyarakat sekitarnya)
NORMA-NORMA SOSIAL di masyarakat
NORMA dan NILAI merupakan dua istilah yang saling berhubungan, akan tetapi terdapat perbedaan di antara keduanya.
NILAI sesuatu yang baik, luhur, diinginkan, dan dianggap penting oleh masyarakat
NORMA kaidah atau aturan, patokan, ukuran-ukuran tertentu yang berkembang di masyarakat untuk dipatuhi secara bersama. Norma adalah petunjuk hidup yang berisi perintah dan larangan yang ditetapkan bersama berdasarkan budaya setempat yang mengatur perilaku manusia di masyarakat.
1) Norma AGAMA
2) Norma KESOPANAN
3) Norma KESUSILAAN
4) Norma HUKUM
5) Norma adat
6) Norma kebiasaan/kelaziman, dll
FUNGSI NORMA SOSIAL
a. mengatur orang untuk bertindak dan berpikir, bertindak, dan berperilaku sesuai dengan norma yang berlaku
b. mewajibkan semua orang agar menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku
c. mengikat atau mengendalikan individu
BENTUK-BENTUK INTERAKSI SOSIAL
Proses Sosial ASOSIATIF
; terjadi ketika suatu kelompok atau orang-perorang (individu) melakukan suatu interaksi sosial yang memilii kesamaan dalam pandangan atau tindakan dalam hubungan satu sama lain. Adanya kesamaan tindakan di antara kelompok atau individu yang berinteraksi tersebut akan
mengarah kepada terciptanya kerukunan dan kesatuan.
Jenis proses sosial asosiatif:
a) KERJASAMA (cooperation)
Kerjasama dapat terjadi pada anak-anak, pemuda, maupun orang dewasa. Mulai dari permainan petak umpet, organisasi kepemudaan (karang taruna, dll), sampai organisasi politik dan pemerintahan.
Kerjassama dapat terbentuk dan berkembang apabila orang dapat digerakkan karena memiliki kesadaran untuk mencapai suatu tujuan yang dianggap bermanfaat bagi dirinya atau kelompok.
b) AKOMODASI (acomodation) suatu proses sosial di mana orang-orang atau kelompok-kelompok yang mula-mula saling bertentangan, masing-masing pihak melakukan pendekatan dan penyesuaian diri untuk mengakhiri pertentangan tersebut.
Salah satu cara penyesuaian diri dalam akomodasi misalnya: masing-masing pihak mengurangi tuntutannya dan saling menerima tuntutan pihak lain agar dapat tercapai suatu kesepakatan di antara mereka yang bertentangan.
Bentuk-bentuk akomodasi:
1. KOERSI (coercion)  bentuk akomodasi yang dilaksanakan karena adanya paksaan dari salah satu pihak yang lebih kuat terhadap pihak lain yang lebih lemah kedudukannya
Contoh: ketidakberdayaan pekerja ketika berhadapan dengan majikannya yang tidak mau memenuhi tuntutannya. Karena takut diberhentikan, akhirnya pekerja tersebut menghentikan tuntutannya
2. KOMPROMI (compromise)  bentuk akomodasi yang masing-masing pihak yang bertentangan saling mengurangi tuntutannya sehingga terdapat suatu penyelesaian yang baik di antara pihak-pihak yang bertentangan
Contoh: terjadinya kesepakatan antara buruh dengan perusahaan bahwa kenaikan upah akan diberikan sebesar 50% dari tuntutan buruh. Buruh menerima penjelasan bahwa perusahaan kemampuan perusahaan dan buruh merasakan kesulitan yang terjadi di masyarakat.
3. ARBITRASI (arbitration) bentuk kompromi yang menggunakan pihak ketiga.
Contoh: dalam contoh sebelumnya, di antara pihak buruh dan perusahaan diundang pihak Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dalam proses pengambilan keputusan.
4. MEDIASI (mediation)  hampir sama dengan arbitrasi, hanya saja pihak ketiga yang diundang untuk mendamaikan kedua pihak tidak memiliki wewenang dalam pengambilan keputusan, melainkan hanya sebagai penasihat.
Contoh: dalam penyelesaian konflik di Myanmar (etnis Rohingya) yang dimediasi oleh tim PMI (Yusuf Kalla) dan BSMI
5. KONSILIASI (consiliation)  bentuk akomodasi dengan cara mempertemukan keinginan-keinginan dari pihak yang bertikai untuk mencaai penyelesaian yang terbaik.
6. TOLERANSI (tolerantion)  bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak yang berbeda paham menghindarkan diri dari perselisihan dengan cara menghargai dan menghormati pihak lain.
7. STALEMATE bentuk akomodasi di mana masing-masing pihak yang bertikai berhenti pada satu titik tertentu karena kedua belah pihak memiliki kekuatan yang seimbang. Keduanya mundur, (tidak ada yang menang atau kalah).
Contoh: “perang dingin” AS dan Uni Sovyet yang berakhir dengan sendirinya
8. AJUDIKASI (adjudication)  bentuk akomodasi di mana penyelesaian pertikaian dilakukan melalui badan peradilan karena semua cara musyawarah yang ditempuh tidak menghasilkan penyelesaian yang dapat diterima semua masyarakat.
c) ASIMILASI
ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan di antara orang-orang atau kelompok manusia.
Faktor-faktor yang mempengaruhi asimilasi:
sikap toleransi
kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi antarkelompok masyarakat yang berbeda kebudayaan
sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
sikap terbuka dari golongan yang berkuasa
perkawinan campuran
adanya musuh bersama dari luar
 
2. Proses Sosial DISOSIATIF
Proses sosial disosiatif bertolak belakang dengan proses sosial asosiatif. Proses sosial disosiatif menekankan pada persaingan atau perlawanan.
Proses ini disebut juga proses yang bersifat oposisi, yaitu suatu cara berjuang melawan seseorang atau kelompok untuk suatu tujuan tertentu.
Bentuk-bentuk Proses Sosial Disosiatif:
a. PERSAINGAN (kompetisi) suatu proses sosial yang terjadi di masyarakat di mana individu-individu atau kelompok saling bersaing untuk berlomba atau berkompetisi mencari keuntungan melalui bidang-bidang tertentu dengan menggunakan cara-cara yang terbuka dan adil.
Persaingan dapat terjadi dalam sebuah lomba/kompetisi, pemilu, dll.
Menurut berntuknya, persaingan dapat terjadi di berbagai bidang kehidupan, antara lain:
1) persaingan ekonomi
2) persaingan kebudayaan (budaya, pendidikan, pergaulan, kesenian, adat istiadat, dll)
3) persaingan kedudukan dan peran terjadi di antara orang dewasa untuk meraih kedudukan/pieran dalam masyarakat dan negara
b. KONTRAVENSI  bentuk proses sosial yang berbeda dengan persaingan dan pertentangan.
Kontravensi ditandai oleh gejala-gejala adanya ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu rencana, dan perasaan tidak suka yang disembunyikan, kebencian atau keraguanterhadap kepribadian seseorang.
Kontravensi merupakan sikap mental yang tersembunyi (tidak kelihatan) terhadap orang lain atau kelompok.
c. PERTENTANGAN (pertikaian atau konflik) suatu proses sosial di mana seseorang atau kelompok menentang pihak lain yang disertai dengan ancaman atau kekerasan untuk mencapai tujuan/keinginannya.
Pertentangan muncul karena adanya perbedaan-perbedaan antara individu dengan individu, antara individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok. (dalam hal ciri jasmani, emosi, unsur budaya, pola perilaku, kepentingan ekonomi, politik, dll)
 
Proses Sosial yang terjadi di masyarakat didasarkan atas beberapa faktor yaitu imitasi, sugesti, identifikasi, dan simpati
a. IMITASI  suatu proses yang terjadi dengan cara mencontoh, meniru, atau mengikuti perilaku orang lain. Proses belajar dengan imitasi (meniru) ada yang bersifat positif, ada pula yang bersifat negatif (tergantung dari apa yang ditiru dalam interaksi sosial tersebut).
b. SUGESTI  suatu proses dalam interaksi sosial dengan memberikan pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada orang lain sehingga dapat menggerakkan atau mempengaruhi hati orang tersebut untuk mengikuti pandangan atau pengaruh yang diberikannya.
Pengaruh sugesti lebih mudah terjadi bila yang memberi sugesti adalah orang yang berpengaruh, berwibawa, atau pemimpin dari orang tersebut. Selain itu, sugesti dapat pula terjadi dari teman-teman dekat, atau bahkan yang lebih muda atau lebih rendah ‘derajat’nya dari orang tersebut.
c. IDENTIFIKASI  suatu proses pada diri seseorang yang memiliki keinginan atau kecenderungan untuk menjadi sama (identik) dengan orang lain.
Proses identifikasi dapat berlangsung tanpa disadari ataupun dilakukan secara sengaja oleh orang tersebut. Dalam hal ini orang yang melakukan identifikasi mengenal betul orang yang menjadi idolanya. Sikap, perilaku, cara hidup orang yang menjadi idolanya (orang yang dikagumi) sangat dia sukai dan menjiwai dirinya sehingga ia ingin menjadi seperti orang itu.

d. SIMPATI  ialah perasaan suka ataupun tertarik yang timbul pada diri seseorang pada diri orang lain. Simpati juga berbentuk kepedulian atas sesuatu yang menimpa diri orang lain (musibah, kesedihan, dll).